Sleeping Bag Polar, Dacron, Polar+Dacron, & Goose Down

Bunga Es di Rerumputan

Bunga Es di Rerumputan

Bunga Es di Permukaan Flysheet Tenda

Bunga Es di Permukaan Flysheet Tenda

Bunga es di beberapa spot daerah pegunungan kini menjadi pemandangan yang umum. Hal ini menjadi wajar, karena saat musim kemarau seperti sekarang ini, suhu saat malam hingga dini hari bisa turun drastis. Suhu yang sedemikian dingin inilah yang membuat tetes-tetes embun yang biasanya di semak belukar, rerumputan, bahkan flysheet tenda, berubah wujud menjadi bunga es. Bisa dibayangkan dinginnya suhu jika kita beristirahat di dalam tenda tanpa diselimuti kantung tidur/sleeping bag yang mumpuni.

Saat ini, dipasaran telah banyak beredar sleeping bag dengan beberapa macam model, ukuran, jenis bahan, serta harga. Beberapa sleeping bag lokal tidak segan melabeli produk mereka dengan label merk-merk terkenal, seperti “The North Face”, “Jack Wolfskin”, serta merk-merk terkenal lainnya untuk menarik minat calon pembeli. Harga yang dipatok untuk sleeping bag lokal semacam ini sangat miring. Beberapa penjual bahkan mematok harga dibawah 100 ribu rupiah. 😀

Secara umum, sleeping bag lokal ini berbahan dasar kain waterproof (kain taslan atau kain coated nylon) dengan inner (lapisan dalam) yang terbuat dari kain polar. Meski tidak jarang juga ada yang bahan innernya terbuat dari kain parasit non waterproof dengan isian dacron. Meski secara bobot tidak terpaut jauh, sleeping bag dacron cenderung memiliki ukuran packing yang agak lebih besar daripada sleeping bag polar. Menurut beberapa pengguna, sleeping bag polar terasa lebih nyaman digunakan, daripada sleeping bag dacron. Sebab bagian dalam sleeping bag dengan bahan isian dacron dilapisi oleh kain parasut yang ketika dipakai dan permukaan innernya saling bergesekan akan menimbulkan suara “kemresek” yang bagi sebagian orang membuat sedikit tidak nyaman. Berbeda dengan sleeping bag polar yang ketika bergesekan tidak berisik, karena permukaan polar yang lembut. Secara insulasi, kedua sleeping bag lokal murmer ini tentu tidak setangguh sleeping bag dengan merk-merk ternama yang aslinya, yang tentu saja juga harganya jauh lebih mahal.

Dacron

Isian Dacron

Inner Bahan Polar/Fleece

Inner Bahan Polar/Fleece

Selain bahan inner yang terbuat dari kain polar dan bahan inner kain parasut dengan isian dacron, pabrikan lokal juga ada yang memproduksi sleeping bag dengan bahan kombinasi. Yakni dengan memadukan inner yang terbuat dari kain polar dengan isian bahan dacron didalamnya. Hasil insulasinya tentu lebih baik daripada sleeping bag jenis polar saja ataupun sleeping bag jenis dacron saja. Meski insulasinya lebih baik, implikasi dari kombinasi bahan ini tentu membuat sleeping bag jenis inner “double” ini lebih terlihat besar dan tebal. Sehingga saat packing akan memakan tempat yang cukup besar, dan tentu saja bobotnya lebih berat daripada dua jenis sleeping bag sebelumnya. Secara harga, sleeping bag jenis ini memang sedikit lebih mahal daripada 2 jenis sebelumnya, selisihnya sekitar 25 hingga 40 ribu rupiah.

Beberapa waktu lalu, kami mencoba sleeping bag jenis “double”/kombinasi dacron & polar ini ke semeru saat musim kemarau, hasilnya cukup memuaskan, kami tidak merasakan kedinginan meski hanya mengenakan kaos dan celana berbahan tipis, serta tanpa perlu mengenakan kaos kaki. Berbeda dengan kesempatan yang sebelumnya lagi, saat memakai sleeping bag jenis dacron, kami masih merasa kedinginan. Baru setelah mengenakan jaket tebal dan kaos kaki doubel, kami tidak terlalu merasa kedinginan lagi.

Goose Down

Goose Down

Beberapa merk luar ternama, banyak yang memproduksi sleeping bag dengan bahan isian bulu angsa atau “goose down”. Bahan isian inilah yang dipercaya memiliki daya insulasi suhu terbaik daripada bahan yang lain. Tak heran harga sleeping bag berbahan isian goose down ini bisa mencapai jutaan rupiah, apalagi yang penggunaannya untuk gunung-gunung bersalju dengan suhu dingin yang benar-benar ekstreem. Secara packing, sleeping bag berbahan goose down ini sangat kompres-able. Saat dikenakan, sleeping bag ini terlihat begitu tebal, namun ketika dipacking, bisa dikompres hingga berukuran sangat minimalis, sehingga tidak memakan banyak tempat, secara bobot pun juga tergolong ringan. Diluar sana sebenarnya ada beberapa jenis bahan inner/isian sleeping bag, seperti misalnya duck down, primaloft, dsb. Namun yang paling umum beredar ya yang sudah kita bahas diatas tadi….hehehe. 😀

Jadi, sleeping bag berjenis bahan apa yang akan kalian pilih? 🙂

Tinggalkan komentar